Selasa, 14 Maret 2017

Renungan Harian


Rabu, 15 Maret 2017

Bacaan: Kolose 4:2   "Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur."

Renungan:
 Ada sebagian orang yang berdoa dengan membawa keputusasaan, rasa mengasihani diri sendiri dan kemarahan kepada Tuhan atas peristiwa yang mereka alami. Tuhan lebih berkenan ketika kita datang kepadaNya dengan hati yang tabah dan bersyukur daripada datang dengan keluh kesah dan sungut-sungut. Chrysostom Uskup Konstantinopel yang dibuang, dikutuk dan direndahkan hingga akhirnya meninggal pada tahun 407 M, mempunyai moto yang terkenal, " Kemuliaan bagi Tuhan dalam segala hal." Dia telah belajar untuk bersyukur dan senantiasa memuliakan Tuhan dalam segala sesuatu yang terjadi atas hidupnya.
 Bagaimana dengan kita? Masihkah kita ingat apa saja isi doa yang kita naikkan setiap kali berdoa? Bersyukurkah kita untuk segala sesuatu yang Tuhan telah lakukan bagi kita? Bukankah lebih banyak porsi permohonan daripada porsi ucapan syukur? Tidak salah kita meminta, tetapi kita perlu juga bersyukur.
 Berdoa dengan ucapan syukur merupakan ekspresi keyakinan kita pada kasih Tuhan bahwa sekalipun banyak kejadian yang seolah merugikan kita, tetapi kita tetap percaya bahwa Ia tetaplah Tuhan yang baik dan tidak berubah.
 Doa dengan ucapan syukur merupakan bentuk doa yang dinaikkan dengan iman, bahwa Tuhan sanggup mengubah kesusahan menjadi kebahagiaan. Buanglah kemarahan, kekecewaan dan keluh kesah, datanglah padaNya dengan bersyukur maka Ia akan menjawab doa-doa kita. Tuhan memberkati.

Doa:
Yesus, mampukan aku agar aku dapat melihat banyaknya alasan untuk mengucap syukur, sehingga melalui ucapan syukurku itu sukacitaku menjadi melimpah. Amin.

Minggu, 12 Maret 2017

Kencan Dengan Tuhan

Senin, 13 Maret 2017

Bacaan: Matius 8:13   
Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.

Renungan:
 Di dalam ilmu psikologi dikenal istilah self efficacy, yakni keyakinan seseorang akan kemampuannya bahwa ia bisa mencapai level prestasi tertentu yang kemudian akan memengaruhinya bagaimana ia berpikir dan bertindak, serta akan memotivasinya dalam berperilaku. Orang dengan self efficacy tinggi melihat tugas yang berat sebagai tantangan yang harus ditaklukkan dan bukan sebagai sebuah ancaman yang harus dihindari.
 Dalam mengerjakan apapun pertama-tama kita meski yakin dulu bahwa kita bisa. Firman Tuhan dalam Mat 8:13 menguatkan kita bahwa "jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Itulah sebabnya mengapa sebuah produk sepatu terkenal memilih kata-kata "Impossible is Nothing" sebagai slogan mereka, karena memang dalam hidup ini tidak ada yang mustahil untuk bisa kita lakukan atau raih. Kita hanya membutuhkan keyakinan yang teguh bahwa bersama Tuhan dan dengan usaha kita, kita bisa.
 Jika saat ini anda sedang merasa tidak berdaya dan terpuruk oleh ketidakyakinan diri yang membuat anda mengurungkan niat untuk bertindak melakukan sesuatu, bangkitlah kembali dengan semangat yang baru. Taruhlah keterbatasan anda ke dalam tangan Tuhan yang penuh kuasa dan mulailah lakukan apa yang dapat anda lakukan. Tuhan berjanji bahwa bersama denganNya kita akan melakukan perkara-perkara besar. Milikilah keyakinan diri yang kuat dan jangan pernah membatasi kuasa Tuhan dengan keterbatasan anda. Tuhan memberkati.

Doa:
Yesus, kuserahkan keterbatasanku dalam tanganMu, dan yakinkan aku bahwa aku mampu melakukan tugas yang saat ini Kau percayakan padaku. Amin.

BANYAK HAL HILANG KARENA HP


Sekedar info utk refleksi...

BANYAK HAL HILANG KARENA HANDPHONE.

πŸ™‚  Amat mengharukan video Indo tentang seorang anak sekolah.
Ia ditanyai bu guru.
"Mau jadi apa engkau nak kelak? Anak itu menjawab
"Aku mau jadi handphone". Apaaa...handphone
"Kenapa"?tanya bu guru .
Anak itu terdiam sedih.

πŸ™‚Anak itu lalu mulai berkeluh sambil meneteskan air mata
katanya lirih,
"Ayah dan ibu kemana-mana selalu membawa handphone,
.....tapi ....
tak mengajak saya pergi.

Mereka selalu memegang handphone
.....tapi .....
tak memegang tangan saya atau membelai rambut saya apalagi menyayangi saya.

Mereka selalu bermain dengan games handphone tetapi tak mau bermain dengan saya
saat saya membutuhkannya.

Mereka selalu berlari beri makan handphone dengan charge dengan listrik di dinding
....tapi ....tak tahu kalau aku lapar dan butuh makan.

Mereka selalu mengecek apakah handphone selalu ada dan tak hilang
..... tapi ....
Tidak mau cek apa yang aku buat atau di mana aku berada.

Mereka selalu berbicara lama sekali pada handphone
....tapi.....
malas bicara dengan saya malah mengusir saya saat mereka asyik bicara pada hanphone.

Mereka rajin ganti casing handphone tapi tidak membeliku baju baru.

Mereka beli handphone mahal dan bagus di Mall
....tapi....
makananku murah mama beli di pinggir jalan dekat rumah.

πŸ™‚ Terisak-isak anak itu menuturkan hal itu,
didengarkan oleh bu guru yang bagaikan patung tak bergerak dengan tetesan air mata membasahi pipinya,  
mendengarkan dengan haru anak itu berkata
"Aku mau menjadi seperti handphone!!! Seperti handphone.... seperti handphone....!!!".

☆☆☆☆☆

πŸ™‚ Sahabat, banyak
Perhatian dan kasih dicuri oleh kesibukan kita dengan handphone.

Teman bicarapun kita cuekin dan tak hormati krn kita sibuk dengan handphone.

Waktu bincang-bincangpun dicuri oleh handphone.

Kemesraan keluarga
orangtua dan anak bahkan
suami istri dicuri gara-gara sibuk dengan handphone.

Tidakkah kita bisa mengambil jarak terhadap handphone
.....dan .....
lebih Menghormati dan Mencintai sesama di depan mata?

PERCIKAN HATI❤
Dari anak anak kita....
saudara kita...
mungkin orang tua kita...
orang orang disekitar kita...yang kita kasihi.

Mari kita Belajar lebih BIJAK dgn pemakaian Handphone
....bukan....justru sebalik nya....
Hidup kita yang dikuasai Handphone

Semoga bermanfaat mengingatkan kita semua
πŸ€—πŸ™‚

Kamis, 26 Januari 2017

Bacaan Kitab Suci



Luk. 1:69-70,71-72,73-75;

Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu,seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.

Mrk. 4:35-41 

 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

 Rm 11:13-24

Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka.
Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati? Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus.
Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.
Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas.
Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!
Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu.
Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga.
Tetapi merekapun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali.
Sebab jika kamu telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini, yang menurut asal mereka akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri.